Mengapa kita terlahir berbeda?
Dunia ini terdiri
dari berjuta-juta manusia, yang tentunya mempunyai status yang berbeda. Zaman
pun terus berubah, di era globalisasi ini mereka orang-orang yang kaya semakin
kaya dan sebaliknya mereka yang miskin semakin miskin. Apakah ini adalah nasib?
Banyak orang-orang yang menyalahkan hidupnya sendiri yang kurang beruntung,
tetapi mereka tidak memahami arti dari hidupnya.
Nasib bukan lah alasan. Kita terlahir sudah
menurut kekuatan kamma yang mendukung. Seperti yang telah di ajarkan oleh Sang
Buddha “ Apa yang ditabur begitu pula yang akan dipetikya” dari Sabda ini dapat
kita ketahui bahwa keadaan kita pada saat ini maupun orang-orang yang terlihat
kaya-miskin, tampan-cantik, pandai-kurang pandai itu semua merupakan buah, buah
dari perbuatan-parbuatan yang dilakukannya pada masa lampau yang dipetiknya
pada saat ini.
Mereka yang suka
menyakiti binatang maka ia akan terlahir dengan umur pendek, mereka yang suka
mengambil barang orang lain atau hidup dengan penuh kekikiran maka ia akan
terlahir sebagai orang yang miskin dan sebaliknya mereka yang senang akan
perbuatan baik dan sengan berdana maka ia terlahir sebagai orang yang
berkecukupan atau kaya. Sehingga perbuatan-perbuatan baik maupun buruk yang
kita lakukan itu akan menghasilkan akibat. Dan akibat ini pula merupakan sebab
lain yang menghasilkan akibat yang lain dan begitu seterusnya.
Perlu kita ingat
bahwa kita hidup bukan hanya saat ini, pada masa lampau pun kita juga pernah
terlahir menjadi sekarang, dan yang
sekarang ini pula akan menentukan diri kita yang akan datang setelah kita
mengalami kematian. sehingga kematian manusia yang kita lihat hanyalah
merupakan perubahan wujud atau bentuk saja. Karna sesungguhnya arus kehidupan
dari orang yang meninggal itu telah lahir kambali secara otomatis di suatu alam
bahkan dibumi ini entah sebagai dewa, manusia, setan, atau makhluk dalam neraka
dan yang pastinya ditentukan oleh kamma masing-masing.
Mau atau tidak mau inilah kamma yang harus
kita terima. Kita lahir adalah dukkha, ketika kita tidak mengerti apa hakikat
dari kehidupan ini dan terus memelihara
3 akar kejahatan yaitu Lobha, Dosa dan Moha maka selama itu pula kita akan
terus terlahir kembali dalam Samsara. Siapa yang tidak menginginkan menuju
Nibbana? Pastinya kita semua ingin menuju Nibbha. Buddha telah menunjukan jalan
menuju Pantai Seberang hanya bagaimana kita dapat melalui jalan tersebut.
Hidup diliputi oleh
kelahiran dan kematian, apabila kita berbuat jahat apalah arti hidup kita ini?
Marilah kita semua untuk berbuat kebajikan dan menjauhkan diri dari perbuatan
jahat seperti dalam inti ajaran Buddha :
“Sabbapapassa
akaranam, Kusalassa upasampada,
Sacitta pariyoda panam, Etam Buddhana sasanam”.
Janganlah berbuat kejahatan,
perbanyaklah berbuat kebajikan, Sucikan hati dan pikiran, inilah inti ajaran
para Buddha.
Semoga artikel ini menambah
pengetahuan dan manfaat bagi kita semua. Sehingga kita dapat hidup dengan penuh
kesadaran dan dapat mengakiri Samsara.
Sadhu sadhu sadhu…